Perpisahan kecil datang dan datang kembali.
Pada akhirnya, mereka semua akan menuju kepadamu.
Aku tahu itu, jadi
Aku mencoba melambankan langkahku sebisa mungkin. Tapi…
Kamu menunggu, terlihat sangat kesepian.
Kamu dengan indahnya tak dapat dicapai,
Seperti bulan yang bergula.
Berguling di kejauhan, kamu memberikan cahaya manis.
Tapi ketika ku mendekat, kamu tampak seperti sebongkah tanah.
Jika seperti itu, aku ingin selalu melihatmu dari jauh sini.
Aku ingin terus melihatmu, tapi…
Jika aku dapat tetap mengingatmu
Dengan bertukar lebih dan lebih banyak kata.
Gambaranmu yang melemah tak dapat dikembalikan.
Membumbung seperti asap, ia menjadi sesuatu yang salah.
Jika kita ditakdirkan untuk berpisah dari awal,
Berarti selama ini, kita adalah sesuatu yang palsu.
Tapi aku tak pernah berpikir kita salah,
Jadi aku berdansa, berharap suatu hari akan melihatmu lagi.
Tak peduli kamu adalah sebongkah tanah, aku hanya ingin merasakanmu… Hanya ingin menyentuhmu.
Seperti sebotol gula yang tertutup dengan indah.
Setiap kali ku mengunyah satu
Air mata yang lain terjatuh.
Kamu dengan indahnya tak dapat dicapai,
Seperti bulan yang bergula.
Tapi aku masih lebih dekat
Dan merasakan bulan yang dingin itu dalam keadaan alaminya.
Hingga kita mengucapkan perpisahan, aku ingin terus melihatmu.
Aku ingin terus melihatmu dekat.