Cium aku dan jaga bibirmu agar tidak ke mana-mana
Katakan setiap angan manis dan lembut padaku
Berikan segala yang kamu punya lebih banyak lagi
Angan-angan adalah tempat lahirnya masa depan
Apa kamu bisa merasakan ketukan, irama, dan nadanya?
Jantungmu dan jantungku, serta hitungan mundurnya?
Jika kamu merasa ada sesuatu yang datang padamu,
percayalah dan teriakkan dengan keras
Rasanya aku tidak merindukanmu lagi, seperti saat kamu pergi
Ada banyak orang semacam kamu yang bisa kumanfaatkan
Karena renjana yang membara hanya akan melukaimu pada akhirnya
Kota ini akan menelan rasa sakitnya
Hari esok hanyalah hari ini yang akan tiba
Panggilan untuk tampil kala fajar, Sayang! Waktunya beraksi!
Mari habiskan waktu berdansa di bawah sinar rembulan!
Sampai tatapanmu mulai terbuai oleh tubuhku…
Pastikan selalu menatapku!
Bawa aku ke suatu tempat di malam yang dalam
Sentuh aku di sini, di situ, mana pun yang kamu suka!
Percaya saja padaku! Izinkan aku mengintip isi hatimu
Angan-angan dan masa depan bertabrakan
Di bawah langit berbintang hanya ada kita berdua
Jika satu-satunya cara untuk hidup adalah tetap hidup tegar
Maka simpan saja kebaikan itu, karena aku mau melangkah maju
Tak perlu ucapan perpisahan, toh aku sudah pergi
Usap saja semua air matamu
Dan kita akan memulai kembali suatu hari nanti
Seluruh hatimu, jiwamu, dan tubuhmu…
Milikku satu-satunya
Sebuah hasrat tanpa syarat
Tahu bahwa orang lain tidak akan berbuat demikian
Apa kamu bisa merasakan ikatan di antara kita semakin erat?
Kita lebih dekat daripada sebelumnya
Ikuti aku! Samakan iramamu denganku
Dan lepaskan semua yang ada di dalam!
Rasanya aku tidak merindukanmu lagi, seperti saat kamu pergi
Aku tidak akan bilang “Aku mencintaimu”, aku tahu, aku tarik kembali kata-kataku
Aku sudah terbiasa, aku bukan pecundang yang
terbakar dengan cepat selagi lilin dan angin tak bertahan lama
di sebuah kota yang amat ramai
Tempat yang sempurna bagi sepasang kekasih seperti kita untuk mengambil kesempatan
Tak ada yang bisa mengganggu kita di sini, Sayang
Tak akan kubiarkan kamu meninggalkanku sebelum berdansa
Aku tak mau dengar ucapan perpisahan
Janganlah rusak ilusi malam ini
Panggilan untuk tampil kala fajar, Sayang! Waktunya beraksi!
Habiskan waktu bersama hingga mentari terbit
Rasakan tatapannya meski lampu sudah padam
Mari berdansa sampai tak bisa berdansa lagi