Bayangan legam tak berabu kelabu
Individu tanpa jati diri bagaikan boneka
Aku yang hilang ini di mana pun tiada
Tak ada, bukan?
Jati diri samar, mata pun tak warna
Oh, tiruan! Serasa terbuang
Bayanganku? Siapakah itu?
jawabnya macam-macam
Aku yang bukan apa pun ini
tak bisa berbuat apa pun
Sia-siakah hidupku ini?
Salahkah hidup ini?
Yang hilang, hilang, hilang, di sini ialah
aku, aku
Tanpa dipandang, tak terpandang, aku akan
dibuang dan “selamat tinggal”
Tidak pun senang, sedih pun tiada
hampalah rasanya
Aku yang kurang ini
cerminan wajahku pun tak ada (tiada, tiada, tiada)
Tidak lucu, bukan?
Asaku bukan aku, diriku masihlah terbelenggu
Patuhnya menjawab “Iya” dengan asa tinggi
Mau tidak mau terpaksa tergulir
tanpa tahu nilainya
Yang ingin di sini, sini, sini ialah
aku, aku
Selagi pahit, pahit, pahitnya aku
‘kan “selamat tinggal” tanpa arah
Tak bisa kembali, tujuan pun tiada
tersesatlah aku
Salahkah aku?
Jawabnya masih entah (tiada, tiada, tiada)
Masa bodohlah semua
Wujud pun bayangannya pun
baiknya lenyaplah saja semuanya
Mulai satu per satu
dari awal abu kembali
Yang hilang, hilang, hilang, di sini ialah
aku, aku
Tanpa dipandang, tak terpandang, aku akan
dibuang dan “selamat tinggal”
Tidak pun senang, sedih pun tiada
hampalah rasanya
Aku yang kurang ini
cerminan wajahku pun tak ada (tiada, tiada, tiada)
Tiada. Dengan tetap tiada
aku ingin di sini (ingin di sini, di sini)
Sangatlah lucu, bukan?